Perhatian para keluarga wisudawan dan puluhan wartawan langsung tersita
pada Raeni, Selasa (10/6). Pasalnya, wisudawan dari Jurusan Pendidikan
Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Semarang (Unnes) ini
berangkat ke lokasi wisuda dengan kendaraan yang tidak biasa. Penerima
beasiswa Bidikmisi ini diantar oleh ayahnya, Mugiyono, menggunakan
becak.
Pekerjaan itu dilakoni Mugiyono setelah ia berhenti sebagai karyawan di pabrik kayu lapis. Meski dari keluarga kurang mampu, Raeni berkali-kali membuktikan
keunggulan dan prestasinya. Penerima beasiswa Bidikmisi ini beberapa
kali memperoleh indeks prestasi 4. Sempurna. Prestasi itu dipertahankan
hingga ia lulus sehingga ia ditetapkan sebagai wisudawan terbaik dengan
Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,96.
ektor Prof. Dr. Fathur Rokhman MHum mengatakan, apa yang dilakukan Raeni
membuktikan tidak ada halangan bagi anak dari keluarga kurang mampu
untuk bisa berkuliah dan berprestasi.
Ia bahkan yakin, dalam waktu tak lama lagi akan terjadi kebangkitan kaum
dhuafa. “Anak-anak dari keluarga miskin akan segera tampil menjadi kaum
terpelajar baru. Mereka akan tampil sebagai eksekutif, intelektual,
pengusaha, bahkan pemimpin republik ini,” katanya.
Harapan itu terasa realistis karena jumlah penerima Bidikmisi lebih dari
50.000 per tahun. Unnes sendiri menyalurkan setidaknya 1.850 Bidikmisi
setiap tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar